Saturday, June 19, 2010

Pesona Anggrek Pegunungan Menoreh

Pegunungan Menoreh, nama ini mungkin telah dikenal orang sejak lama. Pegunungan Menoreh merupakan barisan perbukitan yang membentang di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Kabupaten Magelang dan Purworejo, Jawa Tengah dan dikenal sebagai kawasan wisata lokal bagi masyarakat daerah di sekitarnya.

Di Kabupaten Kulonprogo, Pegunungan Menoreh mencakup beberapa wilayah di Kecamatan Samigaluh dan Girimulyo. Bentang alam yang tersaji sepanjang jalan menuju dan di sekitar Pegunungan Menoreh mengundang takjub sekaligus rasa penasaran tentang potensi dan keindahan sesungguhnya yang terdapat di dalamnya.

Flora Pegunungan Menoreh mungkin telah sejak lama diteliti. Namun belum banyak yang mengetahui potensi dan kekayaan flora di salah satu wilayah pegunungan utama di Jawa ini. Keragaman spesies Anggrek di Pegunungan Menoreh adalah salah satu keindahan yang tersembunyi dan perlu dikenalkan. Meski beberapa eksplorasi dan tulisan ilmiah telah berusaha mengungkap flora Pegunungan Menoreh, penelitian mengenai keragaman Anggrek di wilayah ini tetap menjadi hal yang menarik untuk terus dilakukan. Usaha – usaha tersebut berguna untuk tujuan konservasi sekaligus klarifikasi dan melengkapi hasil eksplorasi serta penelitian-penelitian sebelumnya.
Pengamatan dan inventarisasi Anggrek di beberapa tempat di Pegunungan Menoreh telah dilakukan penulis sejak tahun 2008 hingga 2010. Meskipun wilayah pengamatan dan inventarisasi masih terbatas, kegiatan – kegiatan tersebut berhasil mengidentifikasi beberapa spesies Anggrek dari jenis epifit, terestris, litofit bahkan saprofit. Bukan hanya Anggrek kosmopolit seperti Dendrobium crumenatum dan Spathoglottis plicata, spesies yang selama ini luput dari perhatian dan jarang diungkap dalam beberapa referensi juga berhasil diidentifikasi, antara lain Coelogyne speciosa dan Epipogium roseum. Selain spesies-spesies tersebut, beberapa spesies lain yang teridentifikasi adalah Dendrobium mutabile, Liparis condylobulbon, Malaxis latifolia, Flickingeria fimbriata, Appendicula ramosa dan Acriopsis javanica. Namun demikian identifikasi beberapa spesies terutama Anggrek tanah perlu diperiksa kembali karena dijumpai beberapa tipe morfologi yang sangat mirip. Beberapa spesies juga belum berhasil teridentifikasi.

Pola persebaran Anggrek di Pegunungan Menoreh juga menarik untuk diteliti. Berdasarkan pengamatan penulis, beberapa spesies seperti Coelogyne speciosa hanya ditemukan di sebuah bukit dan belum ditemukan di tempat lain meskipun jaraknya berdekatan. Hal yang hampir serupa dijumpai pada persebaran Eria retusa dan Flickingeria fimbriata. Namun kedua spesies tersebut diduga lebih banyak tersebar dibandingkan Coelogyne speciosa.

Berikut ini adalah deskripsi singkat beberapa spesies Anggrek yang dijumpai di Pegunungan Menoreh.
1). Malaxis latifolia Sm. (Terestris, Gambar A). Batang : membentuk pseudobulb. Daun : ovate-lanceolate, 30 cm x 9 cm, tidak bertangkai, tepi bergelombang, berjumlah 5-6. Bunga : majemuk bulir, pada ujung pseudobulb, tangkai 20 cm, ±50 bunga, diameter ± 5 mm. Sepala median : pita-garis, tepi melipat ke belakang, 2,5-3 mm x 1 mm, hijau kecoklatan. Sepala lateral : ovate, 2 mm x 1-1,5 mm, hijau kecoklatan. Petala : garis, melengkung ke dalam, 3 mm x 0,5 mm, hijau kecoklatan. Labellum : bertaju 3, cekung, 3 mm x 2 mm, hijau kecoklatan (Suryowinoto, 1987).

2). Coelogyne speciosa (Blume) Lindl. (Epifit, Gambar B). Pseudobulb : bulat telur (ovate), bersisi empat, bergerombol rapat, panjang 6 cm, diameter 2 cm. Daun : 1 atau 2 tiap pseudobulb, bentuk obovate – lanceolate atau linier – lenceolate, ujung meruncing, tulang daun sejajar 3-5. Bunga : majemuk tandan, hanya mekar 1 – 2, mekar bertahap, rachis zig-zag, internodus membentuk kurva. Braktea : ovate – oblong, ujung runcing. Sepala median : oblong – lanceolate, ujung berlekuk – meruncing. Sepala lateral : oblong atau ovate-lanceolate, ujung berlekuk – meruncing. Petala : bentuk pita, sempit, lebar 2,5 – 3,3 mm, ujung berlekuk – runcing atau meruncing, bertulang 1 - 3. Labellum : 4,5 – 5 x 2 cm, bertaju 3, warna dasar putih – hijau muda, bagian tengah coklat, ujung putih, tidak rata, berbulu. Buah : ovate – jorong, berlekuk longitudinal (Gravendeel, 2000).

3). Dendrobium mutabile Blume (Epifit, Gambar C). Pseudobulb : mencapai 1 ½ meter, bercabang, ramping, beruas nyata. Daun : daun duduk (sessile), lanset, ujung runcing, 5-9 x 2 cm, permukaan bawah kadang merah keunguan. Bunga : tandan, di ruas pseudobulb tak berdaun, 12 kuntum per tangkai. Sepala : 1,2 x 0,5 cm, putih sampai merah muda. Sepala lateral : putih, ujung runcing, panjang 1,5 x 0,5 cm. Petala : merah muda, ukuran 1,2 x 0,9 cm, tepi bergelombang. Labellum : bentuk lidah, putih, tepi bergelombang (Puspitaningtyas dkk., 2003).

4). Acriopsis javanica Reinw. Ex Blume (Epifit, Gambar D). Pseudobulb : bulat telur (ovate), menggerombol. Daun : 2-4 tiap pseudobulb, bentuk pita memanjang, 28 x 2 cm. Bunga : majemuk malai, panjang tangkai 60 cm, kuntum kecil, diameter 1-2 cm, sepala dan petala putih-kuning pucat dengan bercak coklat kemerahan di bagian tengah. Labellum : terbuka lebar, putih, merah di bagian tengah (Puspitaningtyas dkk., 2003).

5). Eria retusa (Blume) Rchb. f. (Epifit, Gambar E). Pseudobulb: bentuk bulat - oval, bergerombol, diameter 1-1,5 cm. Daun: berdaging, 1 atau 2 tiap pseudobulb, bentuk lanset, ujung berlekuk, tulang daun satu di tengah. Bunga: majemuk tandan, 12-16 kuntum, kuning pucat, mekar singkat (segera menjadi buah), muncul dari ujung pseudobulb. Labellum : sangat kecil, bulat telur (Puspitaningtyas dkk., 2003).

6). Appendicula ramosa Bl. . (Epifit, Gambar F). Batang : bercabang, menjuntai. Daun : oblong-ovate, 10-20 x 4.5 mm, memeluk batang, ujung berlekuk. Bunga : tunggal, di ujung atau ruas batang, diameter 5 mm. Sepala median : ovate, ujung meruncing. Sepala lateral : ovate, ujung meruncing. Petala : ovate-oval, ujung meruncing. Labellum : oblong-ovate, ujung meruncing terpilin ke samping, putih-ungu. Buah : ovate-jorong.( Puspitaningtyas dkk., 2003).

Semua foto oleh Hendra Wardhana, kecuali (F) Appendicula ramosa

Sumber Deskripsi :
• Gravendeel, B. 2000. Reorganising the orchid genus Coleogyne : a phylogenetic classification based on morphology and molecules. Nationaal Herbarium Nederland. Universiteit Leiden branch.

• Puspitaningtyas, D. M.,S. Mursidawati, Sutrisno, J. Asikin. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI. Bogor.

• Suryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. PT Penebar Swadaya, Jakarta.
sumber ::: www.plantamor.com

3 komentar:

inal said...

semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
jangan lupa kunjungan balik nya...

Hendra Wardhana said...

saya Hendra Wardhana, penulis tulisan di atas yg dimuat dipublish di plantamor. Saya juga salah satu anggota tim peneliti yang alhamdulillah sebagian hasil penelitian inventarisasi Anggrek di MEnoreh telah kami publikasikan secara ilmiah melalui Seminar NAsional Biologi bulan lalu. Semoga penelitian ini bermanfaat. Kami akan senang jika semua pencuplikan hasil kegiatan ilmiah menuliskan nama penulis sebenarnya. Terima kasih kepada blog ini yang sudah ikut mewartakan keanekaragaman Anggrek Indonesia sebagai kekayaan tiada dua di Indonesia. Terima kasih

Hendra Wardhana said...

saya Hendra Wardhana, penulis tulisan di atas yg dimuat dipublish di plantamor. Saya juga salah satu anggota tim peneliti yang alhamdulillah sebagian hasil penelitian inventarisasi Anggrek di MEnoreh telah kami publikasikan secara ilmiah melalui Seminar NAsional Biologi bulan lalu. Semoga penelitian ini bermanfaat. Kami akan senang jika semua pencuplikan hasil kegiatan ilmiah menuliskan nama penulis sebenarnya. Terima kasih kepada blog ini yang sudah ikut mewartakan keanekaragaman Anggrek Indonesia sebagai kekayaan tiada dua di Indonesia. Terima kasih

Post a Comment


 
TWSELL.COM | Template Petak Umpet © 2009 Gallery Template Ajah by ireng_ajah. Supported by Free Money Info and Product and Service