Champignon, jamur kompos atau jamur kancing (Agaricus bisporus, Agaricus campestris) merupakan jenis jamur liar pertama yang dibudidayakan sejak ratusan tahun lalu. Jamur ini memiliki nilai organoleptik (rasa, aroma dan penampilan) yang tinggi, menarik, dan disenangi, selain nilai bisnis yang menguntungkan karena banyaknya penggemarnya. Jamur kancing terutama digemari di kawasan yang memiliki empat musim seperti beberapa kawasan di Eropa, Amerika Serikat, juga Asia dan Afrika.
Bahkan, melalui rekayasa teknologi dengan memilih tempat tinggi dan pengaturan lingkungan ruangan pemeliharaan, di beberapa tempat di Indonesia seperti Bandung, Dieng, Bumiayu, dan Brastagi, budi daya jamur tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Jamur merang, jamur padi, supa pare (Volvariella volvaceae, Volvariella esculenta) merupakan jenis jamur liar kedua yang dibudidayakan karena memiliki nilai organoleptik, bisnis yang baik, dan menguntungkan, terutama di kawasan tropis. Champignon dan jamur padi termasuk kelompok jamur nonkayu.
Sedangkan jamur shiitake atau hioko dan donko (Lentinus edodes) merupakan jamur kayu yang mula-mula hidup liar (sebagai contohnya banyak ditemukan di hutan Kalimantan Timur) dengan menempel pada kayu kering atau lapuk. Jamur-jamur kayu pertama yang dibudidayakan itu ternyata juga memiliki nilai organoleptik tinggi dan berkhasiat obat, sehingga cepat diterima masyarakat. Shiitake misalnya, bisa menurunkan kandungan kolesterol dan gula dalam darah.
Pada akhir tahun 1990-an, urutan jenis jamur komersial yang diproduksi secara besar-besaran di mana-mana karena memiliki nilai bisnis raksasa hingga miliaran dollar AS antara lain: Champignon, diproduksi sampai 1.250.000 metrik-ton/tahun. Shiitake yang diproduksi sampai 265.000 metrik-ton/tahun, jamur merang (diproduksi sampai 70.000 metrik-ton/tahun), serta terdapat jenis tambahan baru, yaitu jamur winter (Flammulina velutipes) dengan produksi sampai 68.000 metrik-ton. Jamur kuping, supa lember atau hiratake (Auricularia polytricha) diproduksi sampai 65.000 metrik-ton. Di Indonesia dari sisi jumlah, peringkat tertinggi tetap dipegang oleh jamur padi, kemudian diikuti jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, dan champignon.